Halo! Hari ini saya mau cerita sedikit nih!
Gak kerasa setaun perjuangan di bangku kelas 3 SMA sudah terlewati,
banyak banget rintangan dan tantangan selama setaun kemarin. Satu tahun
di mana saya benar-benar belajar. Nerdy abis pokoknya.
Well,ada beberapa hal yang pengen saya ungkapkan. Terutama soal cita-cita saya.
Waktu kecil cita-cita pertama saya adalah menjadi astronot. Kenapa?
Simpel aja, karena saya pikir astronot itu keren, bisa pergi jauh
melebihi siapapun di dunia ini. Bisa menjelajahi tempat-tempat yang gak
pernah dijamah oleh siapa pun. Lalu entah kenapa saya hilang interest
terhadap astronot dan beralih ke bidang fisika. Mungkin kayak sebagian
besar anak sd juga yang paling banter tau rumus fisika itu E=mc2. Yah,
paling enggak waktu itu saya udah nyoba cari tau kalo itu artinya Energi
sama dengan massa dikali kecepatan cahaya yang dikuadratkan, biarpun
belum terbayang apa arti semua itu.
Ternyata seiring waktu berlalu, saya menemukan hati saya dalam bidang
kimia. Ini adalah sebuah penemuan yang cukup berharga bagi diri saya
sendiri. karena saya menemukan passion saya dalam bidang itu. Tabel
periodik dan sifat-sifatnya bukan masalah sama sekali, karena saya
sangat menikmati setiap detik dari pelajaran kimia itu. Bahkan, hal ini
berlanjut sampai saya SMA. Di kelas 2, saya mengikuti Olimpiade Kimia
biarpun hanya tembus tingkat wilayah dan kota, itu pengalaman yang cukup
berharga.
Awalnya saya sudah memutuskan kalau kimia lah bidang yang bakal saya
ambil di kuliah nanti. Entah itu Teknik Kimia, atau Farmasi, atau bahkan
FMIPA Kimia. Tapi ternyata ada satu hal yang saya renungkan lagi.
Biarpun saya benar-benar tertarik dalam dunia kimia, ada satu hal yang
kurang, saya ingin mengabdi secara langsung kepada masyarakat.
Ya, mungkin biarpun saya tidak bisa dibilang social butterfly, tapi
saya adalah orang yang cukup menikmati pekerjaan sosial yang dekat
dengan masyarakat. Melayani juga menolong sesama memberikan kepuasan
tersendiri dibandingkan hanya menghasilkan kesuksesan atas nama diri
sendiri. Pengalaman kecil saat PROSPEK (Program Sepekan Pengabdian
Masyarakat) di SMP Salman Al Farisi dulu selalu mengingatkan saya betapa
berharganya sebuah senyuman juga kata terima kasih dari orang-orang
yang kita tolong. Dan di momen ini lah saya memutuskan bahwa saya ingin
menjadi seorang dokter.
Pada awalnya, sekali pun banyak orang yang menganggap profesi dokter
adalah profesi yang sangat mulia, ternyata pilihan ini juga mengundang
komentar buruk dari beberapa orang. Pilihan Fakultas Kedokteran yang
selalu menjadi pilihan favorit di SNMPTN menjadikan dokter seakan puncak
dari kepintaran seseorang, sehingga banyak orang yang sebenarnya tidak
terlalu berminat atau memiliki kemampuan di bidang lain malah mengambil
Fakultas Kedokteran.
Bukan hanya sekali saya mendengar teman saya berkata, “Kenapa sih
semua pengen jadi dokter?”, dan tentunya sangat sering juga saya
mendengar kata dokter di sekolah dan di tempat bimbel saya.
Tapi, untuk saya pribadi, pilihan menjadi dokter bukanlah sebuah
pilihan yang didasarkan gengsi atau penilaian orang lain.
Pengalaman-pengalaman di masa lalu membuat saya sangat kagum terhadap
dokter. Selain jawaban klise seperti “ingin menolong sesama” atau “ingin
berguna bagi orang lain”, alasan saya ingin menjadi dokter juga karena
saya memiliki janji pada almarhum kakek saya, yang saat ia sakit dulu ia
bertanya apakah saya ingin menjadi seorang dokter, dan saya mengiyakan.
Dan saat beliau meninggal, saya berada di suatu tempat yang sangat
jauh. Dan saya berjanji akan memenuhinya.
Tapi selain itu juga, satu hal yang membuat saya kagum terhadap ilmu
kedokteran juga adalah karena ilmu kedokteran mempelajari kemampuan
untuk mempertahankan sesuatu yang paling berharga yang paling dimiliki
umat manusia. Bukan harta atau pun jabatan, melainkan nyawa. Ya,
saat kita kehilangan nyawa kita, kita kehilangan segala-galanya yang
kita miliki di dunia itu. Dan memiliki kemampuan itu, pastinya merupakan
sesuatu yang sangat membanggakan. Dan tentu saja passion sangat penting
saat kita memilih sebuah profesi, dan di sinilah saya menemukan passion
saya.
Dunia kedokteran belum dimulai sama sekali untuk saya, tapi saya
mempunyai visi untuk masa depan. Saya ingin menjadi dokter yang mengabdi
pada masyarakat, dan bukan hanya berperan untuk membantu menyembuhkan
masyarakat, tetapi saya juga ingin mendidik masyarakat agar mereka dapat
meningkatkan kualitas hidup mereka. Saya ingin memperbaiki sistem
kesehatan yang kacau balau di negeri kita ini. Karena pendidikan juga
kesehatan pastinya adalah fondasi kemajuan suatu bangsa.
Terlalu muluk? Mungkin. Tapi bukan berarti tidak bisa. Ini negara
kita dan ini tanggung jawab kita. Dan ini adalah awal dari sebuah
perjalanan panjang. Karena masa depan yang cerah membutuhkan keringat
dan air mata. So ask yourself, how do you want to be remembered?
Be the change you wish to see in the world
-Mahatma Gandhi-
No comments:
Post a Comment