Friday, April 5, 2013

MDE


             
   Lagi-lagi saya dapet beberapa perenungan di tengah lamunan sebelum tidur saya. Kali ini tentang ujian.

                Ya, saat ini FK Unpad sedang menghadapi UTS, yang seperti kita semua tahu, untuk kebanyakan orang, kurang menyenangkan. Di UTS ini ada beberapa mata kuliah yang diuji, antara lain CRP (research), BHP (etika kedokteran), PHOP (kesehatan masyarakat), dan tentunya tak ketinggalan yang paling besar porsinya adalah MDE, yaitu materi medis itu sendiri. 

                Dulu waktu masih sekolah, SMA apalagi SMP atau SD, rasanya setiap menghadapi ujian itu tenang. Karena konsekuensi yang akan kita dapat saat ujian adalah, antara nilai baik atau buruk. Saat kita mendapat nilai baik ya berarti kita mendapatkan kebanggaan dan rasa puas. Saat nilai kita buruk? Mungkin kita bakal kecewa, ditertawai teman-teman, dimarahi orangtua, atau paling parah tidak naik kelas. Saat kita ujian masuk perguruan tinggi? Konsekuensi terparah adalah kita tidak lulus.

                Tetapi ada yang berbeda di sini. Saat kita disodorkan pertanyaannya. Mungkin sebagian besar teman-teman tidak menyadari, tapi sebenernya kita disodorkan 200 nyawa orang saat itu. Ya, semua pilihan yang kita jawab pada lembar jawaban akan diminta pertanggung jawabannya saat kita menjadi dokter nanti. Pilihan yang salah, bisa berarti nyawa yang hilang. Salah melingkari, bisa berarti kita membunuh satu orang, bahkan lebih. Berlebihan? Coba kita bahas yang satu ini.

                Anggaplah kita mempunyai pertanyaan sebagai berikut:

Which of the following antihypertension is contraindicated in pregnant woman?
a.       Hidrochlorthiazid
b.      Nifedipine
c.       Hidralazin
d.      Captropil
e.      Methyldopa

Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah (D) yaitu captopril. Anggap kita memilih (E) yang berarti menganggap (D) aman. Lalu kita berikan kepada seorang wanita hamil. Captopril adalah obat antihipertensi yang masuk kategori pregnancy D yang berarti HANYA boleh digunakan dalam LIFE-THREATENING condition. Penggunaan obat ini dalam masa kehamilan dapat menyebabkan cacat janin bahkan kematian.

                Ini hanya satu dari 200 soal MDE yang dihadapi. MDE juga tidak hanya datang sekali, tapi berkali-kali. Setiap jawaban yang salah akan mengarahkan kita ke treatment atau kesimpulan yang salah suatu saat nanti. Keputusan yang salah berarti kita menghancurkan seseorang yang sudah menaruh kepercayaannya di tangan kita. Pantaskah kita sebagai calon dokter untuk melakukan itu?

                Banyak yang tidak sadar akan hal ini. Bahkan saya sendiri pun baru saja menyadarinya. Kami terlalu banyak hanya berpatokan untuk mendapat nilai sekedar lulus saja. Kami terlalu sibuk mengurusi urusan kami sendiri dengan segala kegiatan dan kesibukan yang menuntut seluruh pikiran juga tenaga. Padahal seharusnya, ilmu lah yang jauh lebih penting dibandingkan nilai. Ilmu lah yang akan membawa kita melaksanakan ibadah ini, melakukan kebaikan ini untuk orang banyak.
Mudah-mudahan ini dapat menjadi renungan kita semua bahwa kita belajar bukan hanya untuk diri kita sendiri, bukan untuk harta, bukan hanya untuk keluarga atau orang-orang terdekat kita. 

We study for the sake of humanity...

No comments:

Post a Comment